Minggu, 07 Maret 2021

Sikap Muhammadiyah terhadap Madzhab, Filsafat dan Taswuf

Sikap Muhammadiyah terhadap Mazhab

Muhamadiyah tidak mengikat diri pada suatu mazhab, tetapi pendapat imam-imam mazhab dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa  Al-Qur’an dan al-hadis.atau dasar-dasar lain yang dipandang kuat.

Sikap Muhammadiyah terhadap Perkembangan Filsafat dan Tasawuf

1.      Sikap Muhammadiyah terhadap Perkembangan Filsafat.

Muhammadiyah dapat menanggapi setiap perkembangan pemikiran Islam dan IPTEK. Perkembangan tersebut sebagai bagian integral tajdid dalam pelaksanaan gerakan dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar.


2.      Sikap Muhammadiyah terhadap Perkembangan Tassawuf

Muhammadiyah dalam hal ini  Majelis Tarjih tidaklah sejalan dengan pendapat ilmu tassawuf yang hanya mementingkan kehidupan akhirat dengan bersunyi diri dalam ibadah dan mengabaikan kehidupan duniawi. Pemahaman perintah ibadah dari Al-Qur’an dan al-hadis.

Di kalangan Muhammadiyah tidak meninggalkan penggunaan akal. Pengaruh filsafat dalam sejarah dunia Islam turut mendorong kemajuan Islam pada zaman kekhalifahan al-Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah, mencapai puncak kejayaannya

dalam bidang ilmu pengetahuan dan peradaban. Lalu seiring meredupnya filsafat, dunia Islam dipengaruhi oleh tasawuf dan masuk pada zaman kegelapan. Dari sinilah Islam menjadi sebuah bangsa yang terbelakang dan tertinggal sampai hari ini. Jika ingin mengembalikan masa kejayaan Islam, maka kita harus kembali mengambil manfaat dari filsafat untuk mencerdaskan cara berfikir kaum muslimin dengan tetap berpegang teguh kepada al-Qur'an dan Hadits Shoheh. Tasawuf adalah sikap keagamaan yang mengutamakan spiritualitas. Dalam sejarahnya, ada ajaran dan praktek tasawuf yang sesuai dengan ajaran Islam, misalnya tasawuf yang mengutamakan akhlak yang mulai. Tetapi banyak juga yang menyimpang, misalnya tasawuf yang mengkultuskan sesama manusia dan mengabaikan syari'at Islam. Dalam perkembangannya, tasawuf ini berubah menjadi tarekat yang mempunyai amalan sendiri, keyakinan sendiri dan tata hubungan antarmanusia sendiri yang seringkali tidak ada contohnya dari Rasulullah saw. Karena itu, Muhammadiyah tidak mengikuti tarekat, seperti halnya Rasulullah saw juga tidak mengajarkan, apalagi mengikuti tarekat. Karena itu, sikap Muhammadiyah terhadap kemunculan filsafat dan tasawuf, sepanjang mendorong kemajuan peradaban Islam maka akan diakomodir.

Previous Post
Next Post

Guru Mapel Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA Muhammadiyah Wonosobo

0 komentar: