Sabtu, 18 Juli 2020

(Pertemuan Ke-3) KHITTAH PALEMBANG DAN KHITTAH PONOROGO

KBM-Online Jarak Jauh

Mata Pelajaran : Kemuhammadiyahan
Kelas : 12 BB, IPS, MIPA
Pertemuan Ke-3
<<=== Selamat Membaca  ===>>


Khittah Palembang

Khittah Palembang dirumuskan pasca Muktamar Muhammadiyah ke 33 di Palembang. Khittah
Palembang dirumuskan pada periode KH AR Sutan Mansur dengan agenda memulihkan kembali ruh Tauhid warga Muhammadiyah demi terwujudkan khiru ummah (sebaik-baik ummat untuk bangsa dan Negara) serta penguatan organisasi akibat dari pengaruh ideology politik pada masa itu. Diantara pokok pikiran yang terkandung dalam Khittah Palembang adalah;
1. Menjiwai pribadi anggotanya dengan iman, ibadah, akhlak dan ilmu pengetahuan
2. Melaksanakan uswatun Khasanah
3. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi organisasi
4. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal
5. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader
6. Mempererat Ukhwah Islamiyah
7. Menuntun kehidupan anggota

Khittah Ponorogo 

Khittah Ponorogo biasa disebut juga dengan Khittah perjuangan Muhammadiyah tahun 1969. Khittah ponorogo merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke 37 tahun 1968 di Yogyakarta yang kemudian di sahkan dalam tanwir Muhammadiyah di Ponorogo tahun 1969. Khittah Ponorogo dirumuskan berdasarkan latarbelakang ijthad untuk melakukan dakwah amar ma’ruf nahi munkar melalui partai politik dengan dengan membentuk partai Muslim Indoensia. Khittah Ponorogi dibagi menjadi 2 bagian yaitu, Pola dasar perjuangan program dasar Perjuangan. Berikut isi Khittah Ponorogo;
A. Pola Dasar Perjuangan
  • Muhammadiyah berjuang untuk mencapai keyakinan dan cita-cita bersumber dari ajaran agama Islam
  • Dakwah amar ma’ruf nahi munkar dalam arti dan proporsi yang sebenarnya adalah mencotoh Nabi Muhammad saw
  • Dakwah Amar ma’ruf nahi Munkar dilakukan melalui 2 saluran yaitu  Politik Kenegaraan (politik praktis dan politik Kemasyarakatan
  • Alat dakwah amar ma’aruf nahi munkar seperti yang di maksud diatas dilakukan melalui jalan dibwawah ini ;
a. Saluran dakwah amar ma’ruf melalui Politik kenegaraan dilakukan dengan mendirikan partai politik
b. Saluran kemasyarakatan melalui bidang-bidang dalam masyarakat (non-Partai)
  • Muhammadiyah dengan partai yang didirikan oleh Muhammadiyah hanya memiliki hubungan ideology dan bukan organisatoris
  • Antara partai politik yang didirikan Muhammadiyah dengan Muhammadiyah sendiri tidak memiliki afiliasi apapun, namaun memliki tujuan yang sama yaitu terwudnya Negara yang adil makmur dan diridhoi oleh Allah swt
  • Tidak diperbolehkan untuk perangkapan jabatan di partai politik dan pimpinan Muhammadiyah
B. Program Dasar Perjuangan
Muhammadiyah harus mampu untuk membuktikan secara teoritis dan konseptual serta secara konkrit dan riil bahwa ajaran agama islam mampu mengatur kehidupan masyarakat dalam Negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan UUD 1945 demi terwujudknya Negara yang adil makmur dan di ridhoi Allah swt.

PENUGASAN KBM ONLINE KELAS 12
Pertemuan Ke-3
Materi : Muhammadiyah Periode Penjajahan Belanda
Kelas : 11 BB, IPS dan MIPA

<<==== Selamat Mengerjakan  ====>>

Previous Post
Next Post

Guru Mapel Pendidikan Kemuhammadiyahan SMA Muhammadiyah Wonosobo

0 komentar: